Kenali Istilah Makanan yang Berkaitan dengan Babi

Madura Aktual, Produk makanan yang berbahan baku babi masih banyak yang beredar di tengah masyarakat dalam berbagai bentuk makanan yang dijual di pasaran. Untuk itu umat Islam diimbau untuk selektif dalam menentukan pilihan makanan yang akan dikonsumsinya, terutama makanan yang lebelnya menggunakan bahasa asing.

Mungkin banyak umat Islam tidak tahu label yang bertulis “This product contains substance from porcine”. Sebenarnya tulisan di label tersebut mengingatkan, bahwa “Produk ini mengandung bahan dari babi”. Dalam label lain kalimat yang digunakan adalah “The source of gelatine capsule is porcine”, yang artinya “Bahan untuk kapsul ini adalah gelatin babi”.

Direktur LPPOM MUI Lukman Hakim     mengakui, saat ini memang banyak beredar makanan yang bahan bakunya menggunakan daging babi, lemak babi dan minyak babi. Untuk itulah, umat Islam harus mewaspadai produk-produk yang mengandung unsur babi, terutama yang terkandung di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Ini agar tubuh kita tidak terkontaminasi dengan produk-produk makanan haram.

Berikut istilah sains yang digunakan dalam produk yang mengandung unsur babi:
Pork: Istilah yang digunakan untuk daging babi di dalam masakan.
Swine: Istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesis babi.
Hog: Istilah untuk babi dewasa, berat melebihi 50 kg.
Boar: Istilah yang digunakan untuk menyebut babi liar.
Lard: Lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak goreng dan sabun.
Bacon: Daging hewan yang diselai, atau diasapi, termasuk babi.
Ham: Daging pada bagian paha babi.
Sow: Istilah untuk babi betina dewasa (jarang digunakan).
Sow Milk: Susu babi.
Pig: Istilah umum untuk seekor babi atau sebenarnya babi muda, berat kurang dari 50 kg.
Porcine: Istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal daripada babi. Porcine sering digunakan dalam bidang pengobatan untuk menyatakan sumber yang berasal dari babi.
Bak: Daging babi dalam bahasa Tionghoa. Misal: Bak Kut Teh, bakkwa, dsb.
Char siu, cha siu, char siew: Mengacu hidangan kanton, berupa daging berbekeu.
Cu Nyuk: Daging babi dalam bahasa Khek/Hakka. Istilah ini digunakan dalam makanan siomay dan bubur.
Rou: Babi dalam bahasa Mandarin, misalnya hingshao rou, rou jia mo, tuotuorou, yuxiangrousi. Daging babi dalam bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dalam bulgogi dan galbi.
Tonkatsu: Hidangan Jepang berupa     irisan daging babi yang digoreng dngan tepung panir.
Butaniku: Sebutana daging babi dalam bahasa Jepang.
Yakibuta: Hidangan Jepang mirip chr siu. Biasanya digunakan untuk toping ramen.
Nibuta: Hidangan Jepang berupa pundak babi yang dimasak dengan sedikit kuah.
B2: Sebutan untuk makanan yang berbahan daging babi di daerah Batak dan Yogyakarta.
Khinzir: Nama untuk babi dalam bahasa Arab dan Melayu.

Selain istilah-istilah tersebut, makanan berbahan babi juga seringkali hanya mencantumkan kode Matematis.
Kode diawali dengan E-CODES, E-INGREDIENTS. Ini terdapat dalam produk perusahaan mutinasional, antara lain pasta gigi, pemen karet, cokelat, gulagula,  biskuit, makanan kaleng, buah-buahan kaleng dan beberapa multivitamin,  serta masih banyak lagi jenis makanan dan obat-obatan lainnya.

Karena itu, kita perlu memeriksa secara seksama bahan-bahan produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya dengan daftar kode E-CODES. Kode-kode pada produk ini positif mengandung lemak babi:

E100, E110, E120, E-140, E141,  E153, E210, E213, E214, E216, E234,  E252,E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482,E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904, E920. (MPA 342)