Gadis Asal Sumenep, Raih Sejumlah Prestasi di Universitas Indonesia

Madura Aktual, Sumenep; Prestasi yang diraih Dewi Ratna Diana Amelia SE, bisa diacungi jempol. Pasalnya putri kelahiran Sumenep, 04 Juni 1992 ini, selain mendapat kesempatan kuliah gratis di Universitas Indonesia (UI) sejak tahun 2010, dan lulus dari Fakultas Ekomoni Jurusan Managemen Keuangan akhir Desember 2014 dengan meraih IP 3,56. Hingga, menghantarkannya langsung diterima bekerja di OJK (Otoritas Jasa Keuangan ) Indonesia di Jakarta.

Bahkan, putri pasangan Moh. Rono (alm) dan Suhartini ini sempat menyandang Bakti Nusa Angkatan 2013 karena memiliki berbagai berprestasi, seperti halnya sebagai Mahasiswa Berprestasi II Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Juara I Accenture Gives Competition,  Juara I International Cooperative Fair dan Penyaji Makalah dalam Indonesian Students International Conference University of Quuensland Brisabane.

Kemudian beberapa kali menjadi duta mahasiswa sebagai delegasi Indonesia ke Malaysia Tahun 2011,  Delegasi Indonesia ke Singapura dan Australia Tahun 2012 dan pada tahun 2014 juga mengikuti Finalist Hult Prize Business Case Competition 2014 London,UK, Most Favorit Project Award Asean Project Management Challenge 2014 serta beberapa lomba Internasional lainnya.

Dewi mengaku kedatangannya ke Sumenep selain kangen dengan ibunda dan adik satu-satunya, yang ada di JL. KH. Mansyur RT.01 RW.06 Dusun Karang Panasan Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep, juga untuk mengisi acara Temu Generasi beRencana (GenRe) Sumenep yang di gelar Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Sumenep dalam rangka memotifasi para remaja dan pelajar di Sumenep agar sukses meraih mimpi dan cita-cita yang diharapkan.

“Sebagai generasi muda kita harus mempunyai berbagai mimpi yang positif untuk kita raih, dan untuk meraihnya tentu harus melakukan sesuatu yang lebih dari orang lain yang biasa-biasa saja dalam usahanya.”ungkapnya.

Salah satu kiat yang diberikan Dewi, dengan mengutip sebuah Novel di negara yang dikenal lima menara “going back smille”. Meskipun dirinya mengaku bukan orang yang sangat pintar, tetapi Dewi yakin dengan usaha dan kerja keras serta diiringi doa, apa yang menjadi harapannya betul-betul bisa di capai.
Yang dilakukan untuk menjadi orang yang berbeda dengan orang kebanyakan, yakni juga harus melakukan sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Jika biasanya orang lain belajar hanya 1 sampai 2 jam, maka Dewi mengaku berusaha melakukan belajar lebih dengan belajar bisa 5 sampai 7 jam sehari.

Hingga akhirnya, putri pertama dari dua bersaudara ini bisa meraih mimpi-mimpinya.  Pihaknya sangat bersyukur setelah melakukan hal-hal yang tidak biasa, seperti mengurangi tidur, banyak membaca dan selalu belajar dengan sesuatu yang kita inginkan untuk diraih dan tidak lupa selalu bedo’a, akhirnya benar-benar membuahkan hasil.

Dan semasa kuliah sejak semester pertama di UI yang merupakan kampusnya orang-orang pintar dari seluruh penjuru Indonesia tersebut, Dewi berusaha untuk selalu mengikuti berbagai ajang lomba. Dan setiap lomba yang diikutinya, dirinya tidak pernah setengah-setengah, tetapi terus beruaha belajar untuk memenangkannya.

Alhasil, Muslimah yang tidak pernah lepas dengan jilbabnya aktif diberbagai organisasi  serta banyak mengikuti seminar-seminar untuk memperluas wawasannya. Sehingga, disamping juga banyak diundang sebagai bintang tamu diberbagai acara seminar, talkshow dan semacamnya, dewi telah melanglang buana ke berbagai negara sebagai duta di berbagai kompetisi yang diikutinya, seperti ke Malaysia, Singapura, Australia, Inggris dan sebagainya.

Gadis yang suka soto Madura dan Rujak Cingor sejak kecil ini mengawali masa kecil sekolah di SDN Pabian 3 dan saat lulus dari SMPN I Sumenep kemudian Hijrah dan sekolah di SMAN 3 Pamekasan. Hingga akhirnya di UI dapat menjalani masa kuliah tepat waktu 4 tahun.

Dewi, mengaku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan pada dirinya yang telah mendapat beasiswa kuliah gratis serta fasilitas biaya hidup yang semua dari pemerintah. Karena itu juga harus dibuktikan dengan meraih berbagai prestasi. Sebagai seroang Muslimah, dia juga selalu meluangkan waktu untuk ibadah dengan baik, mengaji dan menghafal Al qur’an.

Sehingga, Dewi seringkali diundang untuk acara-acara yang Islami, hingga beberapa wartawan nasional di Jakarta meliriknya untuk dijadikan profil di berbagai media massa. Karena menganggap, Dewi merupakan sosok yang selain kaya dengan prestasi nasional hingga Internasional, namun tidak melupakan kehidupan religius.

Seperti yang dikutip dalam sebuah hasil tulisan wartawan saat  Dewi menjadi pembicara paa kegiatan talkshow yang diadakan Qur’anic Generation (Q-Gen): “Ngaku Gaul? Follback to Qur’an”, di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, belum lama ini.

“Sesibuk apa sih kita sehingga tidak bisa membaca Al Qur’an setiap hari? Sesibuk apa sih kita sehingga tidak bisa menghapal Qur’an setiap hari? Asalkan kita mau meluangkan waktu, semua bisa tetap kita jalani,” tuturnya saat itu.

Karena itu sebagai seorang muslimah yang aktif di Indonesia Quran Foundation (IQF), Dewi mengaku akan berusaha untuk selalu hadir pada kegiatan-kegiatan yang positif untuk syiar Islam. Karena itu, sebagai muslimah harus betul-betul membekali diri dengan pemahaman Islam yang baik, agar ketika ada yang berstigma negatif tentang Islam dengan mudah bisa di patahkan.

Harapannya kepada para remaja khususnya di Sumemep agar dapat memanfaatkan setiap waktu luang dengan hal-hal yang positif. Serta jangan sampai melakukan hal-hal yang negatif. Sebab, dengan memanfaatkan waktu dengan positif maka hasilnya akan baik. Dan sebaliknya, jika melakukan hal-hal yang negatif seperti narkoba, free sek dan sebagainya tentu akan menyebabkan kesengsaraan di kemudian hari.(ren)