Tantangan NU Kedepan Tidak Mudah

Madura Aktual, Jakarta; Wakil Presiden Jusuf kalla menyatakan, tantangan Nahdhatul Ulama (NU) kedepan, tidak mudah. Ke depan, masalah dan tantangan yang akan dihadapi oleh bangsa ini, termasuk oleh NU. Masalah akan datang dan pergi dengan spesifikasinya yang selalu berubah dari zaman ke zaman. 

Jika dahulu, para sesepuh berjuang dengan membangkitkan semangat keislaman, membakar semangat umat dan memajukan bidang pendidikan dengan mendirikan ribuan, bahkan puluhan ribu pesantren dan sekolah-sekolah, mungkin, apa yang harus diperjuangkan generasai serakang ini berbeda. Demikian ungkap Jusuf Kalla ketika membuka Harlah NU ke-89, di Gedung PB NU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (31/01/2015) malam

Wapres melihat, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh NU. Tantangan-tantangan ke depan tersebut antara lain, Pertama, tantangan mengenai kebangsaan. Kemajuan, kemakmuran, kemiskinan dan lain sebagainya, merupakan tantangan, termasuk juga pemerataan, kesehatan, pendidikan, teknologi yang lebih baik, “semua merupakan tantangan. Indonesia, dan juga negara lain, membutuhkan kreativitas dan inovasi. Untuk itulah, tantangan mengenai kebangsaan kita, akan diuji dan dibuktikan”

Kedua, Tantang Ideologis. “Kita akan dihadapkan pada masalah, tentang bagaimana mensikapi hal-hal tertentu yang radikal. Hanya beberapa orang saja, mampu membuat Islam tercoreng. xx Ini bukan pada orangnya, namun lebih pada ajaran yang dia yakini. Mengapa atas nama agama, rela membunuh diri dan orang lain. Ini karena, surga dijual murah dalam ideologinya. 

Sedang yang Ketiga, lanjut, Yusuf Kalla, Tantangan Kemajuan. “Kedepan, kita harus juga menjadi produsen, tidak sekedar konsumen. Untuk itulah, NU sangat diharapkan peran dan sumbangsihnya untuk kebaikan dan kemajuan bangsa ini” harap Wapres.

Wapres melihat, NU merupakan sebuah lembaga yang luar biasa dan mampu beradaptasi sedemikian rupa sehingga, mampu berkembang dan bertahan lama. Dalam pandangannya, tidak mudah suatu organisasi Islam dapat berkembang sedemikian rupa hingga hampir satu abad.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan Launching Muktamar ke-33 NU di Jombang 1-5 Agustus 2015 yang ditandai pemukulan bedug dan penandatanganan prasasti untuk 23 universitas dan perguruan tinggi NU, yaitu Universitas Nahdhatul Ulama (UNU) Cirebon, UNU Jakarta, UNU Lampung, UNU Surabaya, UNU Sumatera Utara, UNU Sulawesi Selatan, UNU Kalimantan Barat, UNU Kalimantan Timur, UNU Kalimantan Selatan, UNU Jawa Timur (Sidoarjo), UNU Sumatera Barat, UNU NTB.

Serta UNU Sulawesi Tenggera, UNU Bumi Hijrah Maluku Utara, UNU Al-Ghazali Cilacap, UMNU Kebumen, UMAHA Sidoarjo, UNU Raden Rahmad, STIKES NU Tuban, STIKES NU Kediri, STIKES Bagu NTB, STIKIP NU Indramayu an UNUGRI Bojonegoro. (zam/kemenag)