Nun Urnoto El Banbary, Novelis yang Trainer Menulis

Nun Urnoto El Banbary
Madura Aktual, Sumenep:  Nun Urnoto El Banbary, atau cukup dipanggil Nun ini secara pribadi orangnya cukup humoris, kerap ia melontas posting “konyol” pada status facebooknya. Sebagao novelis, ia cukup produksi melahirkan dan diterbitkan dalam bentuk ibu, selain aktif sebagai trainer kepenulisan.

Lahir 14 Juni di pulau terpencil yang jauh dari peradaban lietrasi yaitu pulau Giliraja Kecamatan Giligenting Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Ia “nyambi” sebagai dosen salah satu perguruan tinggi di Sumenep

Beberapa tulisannya pernah beredar di surat kabar, seperti, Nonfiksi: Otokritik Pendidikan dan Peradaban Pesantren, Halal Bihalal, Evolusi Pemahaman Keagamaan, Kedewasaan Beragama, Meluruskan Tafsir Keagamaan, Sastra yang Indah:Sastra Kemanusiaan, Kebangkitan Peradaban Madura, dan Kearifan Lokal. Fiksi Cerpen: Surat Cinta Buat Salma Tiana, Wanita Dongeng, Negeri Keranda, Terkekang, Pemulung, dan Abdul Rakyat

Beberapa kali pernah menjuarai kompetisi menulis seperti: Novel “Anak-Anak Revolusi” sebagai juara perrtama lomba menulis di Penerbit Alif Gemilang Pressindo Yogyakarta 2013. Novel “Anak-Anak Pangaro” sebagai nominator lomba novel di Tulis Nusantara 2013 dan sebagai juara harapan tiga di penerbit Tiga Serangkai 2014. Cerpern “Karapan” sebagai nominator lomba menulis cerpen di Tulis Nusantara 2014. Cerpen “Burung Nun” masuk juara harapan di LMCHL Perhutani Green Pen Award 2014. Puisinya “Dendang Bujang Tanah Seberang” masuk 10 puisi terbaik pada lomba Menulis Puisi Esai 2013.

Beberapa karyanya yang sudah terbit di antaranya: Antologi cerpen “Negeri Keranda” bersama tiga penulis FLP Sumenep terbit di Hafsha Publisher Semarang 2011. Cerpen “Emak Pahlawanku” terangkum dalam antologi ‘Ibuku Berbeda’ terbit di Diva Press Yogyakarta 2014. Novel “Anak-Anak Revolusi” terbit di Alif Gemilang Pressindo Yogyakarta, 2013. Novel “Memanjat Pesona; Jalan Terjal Meminang Cinta” terbit di Pintu Kata Yogyakarta 2014. Puisi “Dendang Bujang Tanah Seberang” terangkum dalam antologi Rantau Cinta Rantau Sejarah yang diterbitkan oleh Jurnal Sajak Indonesia 2014. Novel “Anak-Anak Pangaro” terbit di Tiga Serangkai.  

Penulis juga pernah menjadi aktivis sebagai ketua Forum Kajian Santri (FOKSI) Giliraja tahun 2002, dan Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Sumenep 2008-2009. (syaf/kabarnun)