Meski Bisu, Namun Memanfaatkan Pikirannya

Dengan suara yang tidak banyak, bisa dikatakan hanya satu kata yang digunakan sepanjang hidupnya yaitu "eehhh". Kata itulah yang mampu Segar suarakan pada siapapun. Untuk bisa membuat orang lain bisa memahami Segar pun memberi gerakan-gerakan pada anggota tubuhnya, seperti tangan, kepala, kaki ataupun menunjuk sesuatu apa yang dimaksudkan lawan bicaranya. Begitu juga orang yang mau berkomunikasi dengan Segar, mereka menggunakan isyarat tubuh untuk bisa dipahami Segar. Yach begitulah seorang Segar yang berjualan melayani dan berkomunikasi dengan para pembelinya.

Makanan ringan, minuman, nasi dan lainnya menghiasi warung Segar yang sudah besar. Seorang diri melakukan rutinitas di warungnya tidak membuatnya patah semangat. Memasak sendiri, meracik bumbu sendiri, semua serba dilakukan dengan seorang diri.

Segar memang bisu sejak kecil, namun Segar bisa melakukan sesuatu layaknya orang yang sempurna. Segar memanfaatkan akal pikirannya, sehingga meski bisu Segar berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Segar mampu membaca dengan tulisan dan angka-angka. Kecerdasannya dimanfaatkan untuk lancarnya komunikasi dan berjualan di warungnya. Bisa membaca lewat tulisan dan berhitung tentunya tidak sesempurna orang normal pada umumnya, namun adanya sedikit kemampuan akan itu lebih memudahkan urusannya.

Memahami angka-angka membuatnya mampu mengkalkulasi semua keuangannya. Memahami tulis menulis membuatnya mampu menunjukkan maksud lawan bicaranya dalam bentuk tulisan. Jadi Segar tinggal ambil pensil menulis yang dimaksud kemudian ditunjukkan pada orang mungkin belum paham dengan isyarat yang diperagakan.

Tuhanpun tidak tinggal diam pada seorang Segar yang ditakdirkan harus bisu. Tuhan memberi kelebihan-kelebihan pada setiap hambaNya yang dikehendakiNya. Hanya hamba-hamba yang ikhlas berusaha dan berdoa serta bersyukur akan menjadi pilihan Tuhan untuk memberi kehendakNya pada hambanya.

Mungkin karena bisu, orang-orang disekitar Segar tidak memanggilnya dengan nama Segar, melainkan memanggil dengan panggilan Pepe. Tapi bagi Segar mau dipanggil apa saja tidak mungkin dihiraukan karena memang tidak tahu kalau dupanggil Pepe. Segar akan menoleh bila dipanggil dengan sentuhan (dicolek) dan akan nyambung dengan isyarat-isyarat yang ditunjukkan oleh lawan bicaranya.

Kini Segar sudah bisa dikatakan lebih mapan hidupnya daripada sebelumnya yang masih tertatih-tatih merintis usahanya. Kini materi sudah lebih dari cukup bahkan menabung untuk mewujudkan impiannya yaitu berhaji ke tanah haram. Meski bisu Segar pun berkeinginan bisa menunaikan ibadah haji.

Penulis :Moh. Rasul Mauludi 
Editor  : Syaf 

******

Tulisan bersambung

Segar; Cinta Bisu Cinta Tuli
Meski Bisu, Namun Memanfaatkan Pikirannya
Sukses Karena Usahanya Sendiri