Peringatan Hari Jadi Sumenep, Sekedar Seremoneal ? |
Setiap merayakan hari jadi, Pemerintah Kabupaten merayakan penuh gebyar dan tentunya menghamburkan dana yang tidak sedikit. Sedangkan untuk pengembangan kesenian masih kurang insten dan responsif. Apa pendapat Anda mengenai kondisi semacam ini !
Sebenarnya pemerintah sekali-kali ada perhatianlah ! Contohnya pernah membuat buku sejarah Sumenep, saya kira itu. Kemudian ada pembuatan buku kesenian Sumenep, bahkan anda sendiri tanpa bantuan siapapun bisa menulis buku Berkenalan Dengan Kesenian Tradisional Madura. Jadi sebenarnya saya lihat kesenian di Sumenep ini masih berjalan, apalagi barusan pada bulan Maret Sumenep menjadi tuan rumah Kongres Kebudayaan Madura. Bahkan di RRI juga diadakan seminar tentang Madura. Saya kira kesenian Sumenep akan tetap bisa dikembangkan di masa akan datang. Ya memang ada lagu-lagu Madura, khususnya lagu anak-anak banyak yang hilang karena tidak didokumentasi.
Barangkali pada saat ini yang tidak kalah pentingnya mendokumentasi beberapa kesenian Madura baik dari seni tradisii, baik dalam bentuk CD, dalam bentuk tulisan. Jadi pada saat yang akan datang kita bisa melakukan penelitian secara murah, misalnya Perguruan-perguruan Tinggi yang ada di Madura ini yang ada kaitannya dengan budaya untuk mahasiswa yanga mau skripsi dianjurkan menulis skripsi yang ada kaitannya dengan lokalitas. Itu sangat bagus, misalnya Perguruan Tinggi Agama, penelitian pesantren di suatu tempat, kemudian yang lain, tentang Mamaca, baik tentang lagu dari Mamaca, atau naskah sastra dari Mamaca yang sebagian besar berbahasa Jawa, itu diteliti saya kira bagus. Dan itu biayanya murah, tak perlu bantuan dari siapapun.
Harapan Anda kedepan ?
Saya kira masyarakat perlu arif lah ! Saya tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, tolong ini di tulis ! Saya tidak perlu menyalahkan siapa-siapa ! Tapi perlu ada dialog antara seniman, pemerintah, anggota legeslatif. Bagaimana mengembangkan kebudayaan dan kesenian Sumenep ini ke depan. Saya kira dialog-dialog seperti itu akan sangat bagus sekali, tanpa harus menyalahkan siapa-siapa ! Sekali lagi tanpa harus menyalahkan siapa-siapa ! Kalau ada kesalahan, sayapun mungkin turut ikut merasa bersalah. Itu lebih arif, sebab membangun daerah ke depan ini tidak bisa hanya bertengkar, menyalahkan terus menerus ya, kita perlu kerendahhatian. Dan itu budaya Sumenep yang sebenarnya. Tidak ada yang merasa hebat, semuanya memang mengabdi kepada Tuhan sekaligus berbuat baik untuk Sumenep. Siapa yang sempat berbuat.
Saya berharap di moment Hari jadi ini harus ada semangat-semangat baru. Kita bukan hanya memperingati, kalau dulu Aria Wiraraja itu sudah hebat, sudah bisa menjadi adipati di Sumenep, turut mendirikan kerajaan Majapahit. Sekarang kita harus berfikir, apa yang bisa kita sumbangkan untuk Indonesia ke depan ! Kalau Aria Wiraraja bisa berbuat untuk Majapahit yang luas wilayahnya lebih luas dari Indonesia.
Nah, kita sekarang dengan Hari Jadi ini kita berfikir apa yang mesti kita sumbangkan untuk Indonesia. Bukan hanya untuk lokalitas, tetapi membangun kesadaran nasional, kesadaran berbangsa bertanah air.(Selesai)
Penulis : Lilik Rsosida Irmawati
Editor : Syaf Anton
Penulis : Lilik Rsosida Irmawati
Editor : Syaf Anton