 |
| Hawanip |
Madura Aktual, Sumenep; Posisi lembaga madrasah swasta kerap diposisikan sebagai lembaga pendidikan nomer dua atau tiga dibanding lembaga pendidikan yang berstatus negeri. Namun hal ini bukan berarti lembaga madrasah swasta tidak mampu mengurai prestasi bagi peserta didiknya.
“Memang dirasakan, pilihan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya lebih terdorong pada lembaga pendidikan negeri, baik madrasah maupun sekolah umum yang berstatus negeri,” ungkap Hawanip, Kepala Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Lenteng, Sumenep, Jum’at (29/05/2015)
Namun pihaknya dalam membangun prestasi siswa tidak akan surut. Beserta yayasan dan para gurunya telah bersepakat untuk menciptakan peserta didik bukan hanya dalam prestasi pembelajaran, tapi yang paling utama prestasi membangun karakter anak yang berakhlaqul karimah.
Ia mengakui, problem yang dihadapi madrasahnya cenderung diminati oleh masyarakat menengah kebawah, sementara kelompok masyarakat menengah keatas lebih melirik madrasah negeri yang ada di perkotaan.
“Kelemahan kami sebenarnya hanya ada pada fasilitas saja, namun untuk kredibilitas guru tidaklah jauh berbeda. Kami juga mempunyai sejumlah guru yang berkualitas”, ujarnya.
Dari catatan yang ada MA Miftahul Ulum kerap meraih prestasi yang cukup. Bahkan kegiatan ekstra kurikuler (eskul) dikembangkannya sesuai dengan kebutuhan siswa, mulai dari kesenian, olah raga dan ketrampilan lainnya.
“Persoalan publikasi ke masyarakat, memang akui lemah. Untuk itu kami mempersiapkan pelatihan khusus dalam pengembangan kreatifitas menulis untuk anak-anak, penerbitan media cetak dan online,” ungkap Hawanip.
Ia mengatakan keinginannya peserta didiknya trampil dalam bidang menulis. Sebab, katanya, dengan kemampunan menulis akan membentuk pikiran kreatif dan berwawasan luas. (san)
“Memang dirasakan, pilihan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya lebih terdorong pada lembaga pendidikan negeri, baik madrasah maupun sekolah umum yang berstatus negeri,” ungkap Hawanip, Kepala Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum Lenteng, Sumenep, Jum’at (29/05/2015)
Namun pihaknya dalam membangun prestasi siswa tidak akan surut. Beserta yayasan dan para gurunya telah bersepakat untuk menciptakan peserta didik bukan hanya dalam prestasi pembelajaran, tapi yang paling utama prestasi membangun karakter anak yang berakhlaqul karimah.
Ia mengakui, problem yang dihadapi madrasahnya cenderung diminati oleh masyarakat menengah kebawah, sementara kelompok masyarakat menengah keatas lebih melirik madrasah negeri yang ada di perkotaan.
“Kelemahan kami sebenarnya hanya ada pada fasilitas saja, namun untuk kredibilitas guru tidaklah jauh berbeda. Kami juga mempunyai sejumlah guru yang berkualitas”, ujarnya.
Dari catatan yang ada MA Miftahul Ulum kerap meraih prestasi yang cukup. Bahkan kegiatan ekstra kurikuler (eskul) dikembangkannya sesuai dengan kebutuhan siswa, mulai dari kesenian, olah raga dan ketrampilan lainnya.
“Persoalan publikasi ke masyarakat, memang akui lemah. Untuk itu kami mempersiapkan pelatihan khusus dalam pengembangan kreatifitas menulis untuk anak-anak, penerbitan media cetak dan online,” ungkap Hawanip.
Ia mengatakan keinginannya peserta didiknya trampil dalam bidang menulis. Sebab, katanya, dengan kemampunan menulis akan membentuk pikiran kreatif dan berwawasan luas. (san)
